ISLAM DAN AGAMA LAIN
ISLAM DENGAN SISTEM SOSIAL
Pembahasan yang saya ambil ini berdasarkan buku Inilah Islam Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i dilahirkan di Tabriz pada tahun 1321 H /1903. Ketika usia duapuluh tahun berangkat ke Universitas Najaf untuk melanjutkan pelajarannya. Disana ia mempelajari Syariat dan ushul al-fiqh dari dua di antara syaikh-syaikh terkemuka masa itu yaitu Mirza Muhammad Husain Na’ini dan Syaikh Muhammad Husain Isfahani.
Namun menjadi Mujtahid bukan tujuannya. Thabathaba'i lebih tertarik pada ilmu-ilmu aqliah, dan mempelajari dengan tekun seluruh dasar matematika tradisional dari Sayyid Abul Qasim Khwansari, dan filsafat Islam tradisional, termasuk naskah baku asy-Syifa karya Ibnu Sina dan al-Asfar karya Sadr al-Din Syirazi serta Tamhid al-Qawa’id karya Ibnu Turkah dari Sayyid Husain Badkuba’i.
Thabathaba'i juga mempelajari ‘ilm Hudhuri (ilmu-ilmu yang dipelajari langsung dari Allah SWT), atau ma’rifat, yang melaluinya pengetahuan menjelma menjadi penampakan hakekat-hakekat supranatural. Gurunya, Mirza Ali Qadhi, yang mulai membimbingnya ke arah rahasia-rahasia Ilahi dan menuntunnya dalam perjalananan menuju kesempurnaan spritual. Sebelum berjumpa dengan Syaikh ini, Thabathaba'i mengira telah benar-benar mengerti buku Fushulli al-Hikam karya Ibnu Arabi. Namun ketika bertemu dengan Syaikh besar ini, ia baru sadar bahwa sebenarnya ia belum tahu apa-apa. Berkat sang Syaikh ini, tahun-tahun di Najaf tak hanya menjadi kurun pencapaian intelektual, melainkan juga kezuhudan dan praktik-praktik spritual yang memampukannya untuk mencapai keadaan realisasi spritual.
Dibuku ini saya hanya mengambil subtema terbatas mengenai Islam dan Agam lain dan Islam dengan Sistem Sosial. Disini kita lihat bahwa sumber yang paling terpercaya untuk kajian ringkas mengenai munculnya agama-agama adalah Al-Qur’an, sebab kitab suci ini bebas dari jenis kesalahan, keberpihakan, atau tendensi apapun. Ia menjelaskan kepada kita bahwa agama Tuhan, yaitu Islam (“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah adalah Islam”). Umat manusia dulu merupakan keturunan satu orang laki-laki dan satu orang perempuan dan nama laki-laki tersebut adalah Adam yang menerima wahyu. Agama Adam adalah agama sederhana yang mengajarkan kebaikan, tidak boleh menumpahkan darah, melakukan kerusakan dan lain-lain. Dengan makin bertambah dan bertumbuhnya keturunan Adam maka mereka hidup berkelompok-kelompok dan tersebar di berbagai daerah. Sehingga terbentuk suku-suku dengan mempunyai pemimpin yang dijadikan panutan dan bahkan sampai pemimpin mereka meninggal dunia dibuatkan patung mereka dan disembah ini awal mulanya berkembang penyembahan berhala.
Sebagaimana kita ketahui dari tradisi-tradisi yang diwariskan turun-temurun oleh para pemimpin agama, dan dikuatkan oleh penuturan sejarah agama kuno, karena adanya penindasan dari kelompok yang kuat terhadap yang lemah, maka timbulah pertentangan dikalangan masyarakat. Pertentangan-pertentangan yang mendasar ini lalu menjadi berbagai bentuk pertentangan sosial.
Disini munculah Islam dengan Risalah kebenaran yang lengkap dari Allah yang melengkapi agama-agama sebelumnya. Sebab dengan datangnya aturan yang baru dan lengkap maka aturan yang lama atau tidak lengkap tidak diperlukan lagi.
Hanya Islam yang disebut Fitra, berbicara tentang Fitra berarti semua metafora-metafora (kekuasaan, kenikmatan, pengetahuan, harta) inilah metafora manusia yang harus bisa dijawab oleh Islam, seadainya Islam tidak bisa menjawab semua metafora itu makan rancu sudah agama Islam dan tidak bisa dipakai, karena tidak bisa menyelesaikan masalah fitra manusia. Tapi islam dengan syariat yang di bawah oleh Nabi Muhammad SAW salawat dan salam buat keluarga dan sahabatnya bisa menjawab itu semua.
Agama lain yang dimaksud disini adalah agama Yahudi dan Kristen, secara sejarah kedua agama ini merupakan agama yang turun dari wahyu Tuhan yang disampaikan oleh Nabi-nabinya menyampaikan risalah ketuhanan bahwa semua orang akan kembali pada yang tunggal wujud.
Yahudi dengan Tauratnya dibenarkan oleh Kristen dengan Injilnya dan Injil dibenarkan oleh Islam dengan Al-Qur’an nya. Jadi tiga kitab ini sama-sama mengesakan Tuhan. Dengan tujuannya adalah tauhid maka cita-cita yang dibangun harusnya sama, tidak ada bentrok atau konflik antar agama satu dengan agama lain. Tidak ada bentrok yang mengatas namakan agama, Cuma pemicu meledaknya suatu konflik menjadi besar adalah agama. Namun ternyata akar dari permasalahan yang sebenarnya adalah SISTEM SOSIAL baik bidang politik maupun ekonomi yang salah dan bertentangan dengan ajaran agama Islam, dengan sistem sosial ini banyak pertumpahan darah terjadi didunia. Setiap negara mengatakan sistem sosial mereka yang terbaik dan ingin menerapkan ke negara yang dianggap lemah namun sebenarnya tujuannya adalah mendapatkan kekayaan (EKSPLOITASI, KAPITALISME dan SOSIALISME) sehingga terjadi perbudakan dan penjajahan sesama manusia, ketiga sistem sosial ini bisa dimasuki oleh orang islam, kristen, dan yahudi yang penting tujuan utama untuk pendapatkan keuntungan yang selalu membuat peperangan, kesengsaraan, kelaparan, dll di dunia.
Inilah yang terjadi sekarang di dunia maupun di negara kita Indonesia banyak orang yang berkedok mengatas namakan agama untuk mendapatkan keuntungan, tidak memihak pada masyarakat. Sudah seharusnya kita membangun etika islam kesadaran akan tanggung jawab sosial pada masyarakat. Karena Islam turun untuk kemasyalatan umat bukan orang, suka, ataupun bangsa tertentu tapi seluruh lapisan masyarakat, negara, suku dan golongan.
Demikian karya kecil ini, moga bermanfaat dan mendapatkan ridho Yang Maha Segalanya Allah SWT. Mohon maaf kalau dalam reviewnya masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, maka dari itu saya mohon bantuan saran dan kritik untuk bisa memperbaiki tulisan kecil ini. Terima kasih... BT 08 Yogyakarta 24022012