Diriwatkan dalam sebuah hadist
bahwa “akal” perempuan terletak pada pada kecantikannya dan ketampanan pria
terletak pada “akal-nya”.
Penyebutan kata “akal” dalam
hadist ini maksudnya adalah akal teoritis, bukan akal praktis yang dapat
mengantarkan seseorang menyembah Tuhan dan memperoleh surga-Nya. Jika dikatakan
bahwa “akal” perempuan terletak pada kecantikannya dan ketampanan pria terletak
pada “akal”-nya, tidak berarti pula bahwa akal perempuan harus berada dalam
kecantikannya sementara ketampanan pria harus berada dalam akalnya. Namun
demikian, keindahan setiap orang pasti berada dalam akalnya.
Kita juga dapat melihat apa yang
bisa kita baca dalam doa al-Sahr yang
diajarkan untuk memohon kepada Allah guna meraih anugerah keindahan akal.
Diantaranya, doa tersebut berbunyi,
“Ya Allah, ya Tuhanku, aku mohon
pada-Mu dengan keindahan-Mu yang paling indah, dan seluruh keindahan-Mu adalah
indah. Ya Allah, ya Tuhanku, aku mohon pada-Mu dengan seluruh keindahan-Mu.
Dengan demikian, jelas bahwa
hakikat keindahan pria dan perempuan terlelak pada “akal”-nya yang dapat
membuat mereka menyembah Allah dan memperoleh surga-Nya, yakni lawan dari safih, sementara “akal” yang disebut di
atas berkaitan dengan akal teoritis.
Di ambil dari buku : Keagungan dan Keindahan Perempaun
Ayatullah Jawadi Amuli
No comments:
Post a Comment