Wednesday, November 5, 2014

TAHAP-TAHAP RESPONS SEXUAL



            Menurut Master Johnson, bila ada rangsangan sexual, maka berturut-turut terjadi tahap-tahap respon sexual sebagai berikut:
1.        Tahap ransangan: terjadi ereksi penis pad laki-laki serta lubrikasi vagina dan pembesar klitoris pad perempuan.
2.        Tahap plateau: bila ransangan yang efektif berlangsung terus, maka kebangkitan (arausal) menjadi lebih tinggi dalam waktu singkat. Pada laki-laki penis menjadi lebih keras, testi terangkat. Pad perempuan terjadi vasokonstruksi pad sepertiga luar dari vagina bersamaan dengan pengencangan mama, puting susu da uterus, serta kulit menjadi lembab, otot tegang, akhirnya klitoris tertarik ke dalam.
3.        Tahap orgasme: bila ransangan terus berlanjut, maka timbul orgasme, “mirip reflex bersin”, puncak kepuasan fisik dan emosional dalam aktivitas sexual. Terjadi pelepasan ketegangan otot secara cepat sertai eyakulasi sperma pada laki-laki dan kontraksi vagina pada perempuan. Pada kedua-duanya terjadi hiperventilasi dan tekanan darah yang meningkat. Pengalaman ini berlangsung hanya beberapa detik dan sangat menyenangkan, lebih bervariasi pada laki daripada perempuan.
4.        Tahap resolusi: berangsur-angsur kembali ke keadaan tubuh pra-ransangan, sering dengan banyak keringat dan rasa ngantuk, lamanya kira-kira sama dengan tahap rangsangan.
5.        Tahap refrakter: terjadi hanya  pada pria, yaitu tahap tidak dapat diransang sesudah orgasme. Lamanya bervariasi (mulai dari setengah jam sampai beberapa hari), dan makin lanjut umur makin lama. Sebaliknya perempuan tidak mengalami tahap refrakter dan dapat mengalami orgasme multipel.
Ransangan efektif dapat datang dari berbagai sumber, termasuk pikiran, fantasi, perabaan (khususnya daerah sensitef erotogenik), visual (mungkin lebih penting bagi laki-laki daripada perempuan) dan pembauan. Perbedaan individu bervariasi besar dan sangat dipengarui oleh belajar.
Kenikmatan sexual dapat terjadi akibat banyak aktivitas  lain selaian dari hubungan sexual yang menurut kebanyakkan orang harus mencapai orgasme. Sebenarnya, bila orgasme dipandang sebagai “prestasi” yang harus dicapai dan diperhitungkan, serta dipandang sebagai pekerjaan atau tugas, maka sex akan kehilangan kesenangan dan kegembiraan. Namun bagi sebagian besar orang, orgasme merupakan tujuan akhir sexual, tapi banyak perempuan hal ini lebih merupakan impian dibandingkan laki-laki, biarpun mereka dapat mencapai orgasme ganda bila dirangsang secara adekuat. Pada laki-laki kemampuan frekuensi orgasme paling tinggi terdapat paada umur sekitar 18 tahun dan sesudah berangsur-angsur menurun, pada perempuan kepekaan sexual meningkat sampai permulaan umur 30an dan stabil terus, bila keadaan memungkinkan. Kedua jenis kelamin dapat mengalami orgasme tanpa keterikatan emosional terhadap partner, ataupun dengan cara impersonal, namun pengalaman yang paling menyenangkan dan membahagiakan adalah dalam relasi yang mesra, setia, penuh kasih dan saling memberikan. Saraf simpatikus yang diaktifkan dalam keadaan bahaya dan anxietas, menghambat ereksi dan mempercepat eyakulasi pada laki-laki. Saraf ini menghambat perangsangan pada perempuan. Jelas bahwa stres mempunyai pengaruh tidak baik pada sex.


Referensi tinggalkan email.

Tuesday, November 4, 2014

SEXUALITAS MANUSIA



Pengantar 

            Kalau kita mendengar kata “sex” biasanya teringat akan kelamin, jenis kelamin atau hubungan sex. Sexualitas artinya lebih luas, yaitu bagaiman seorang laki-laki atau perempuan berperilaku sebagai laki-laki atau perempuan. Termasuk juga bagaimana mereka berelasi dengan satu sama lain dan bagaimana mereka saling memegang tangan, merangkul, laki-laki membuka pintu buat perempuan dan mendahulukannya. Sexualitas juga adalah bagaimana perempuan memandang pada laki-laki, memegang pundaknya dan menyandarkan kepala padanya, bagaiman mereka berdua saling mengungkapkan perasaan-perasaan, sampai denga hubungan sexual relasi suami istri di luar kamar tidur memengaruhi relasi mereka di dalam kamar.
            Semua orang mempunyai sexualitas, baik yang sudah menikah maupun yang belum. Dalam hal ini, sexualitas dalam arti kata yang luas, bukan hubungan sex saja, tetapi bagaimana kita laki-laki atau perempuan berperikalu terhadap orang dengan jenis kelamin lain. Bagaiaman diungkapkannya tergantung pada gaya kepribadian orang dan perilaku sexualnya yang dipengaruhi adat istiadat dan kebudayaan serta umur dan kedudukan. Kita harus tahu mengenai hal ini dalam pelayanan kesehatan agar pasien tidak merasa dipermalukan atau kita sendiri merasa terhambat dan kaku bila pembicaraan timbul mengenai hal sex. Alfred Kinsey (1948) yang pertama mengorek kebiasan-kebiasan sexual dalam masyarakat di USA melalui wawancara dengan 18.000 orang Amerika. Hasilnya ditulisdalam sebuah buku yang menghebohkan (pada waktu itu mengenai hal sex di Amerika masih banyak yang belum diketahui). Mata orang terbuka tentang hal sex di masyarakat, tetapi ada kritik juga yang dilemparkan kepada Kinsey, bahwa pendekatannya terlalu biologis, yang nyata pada judul bukunya: ”Sexual Behavior of the Human Male” dan buku kedua: ”Sexual Behavior of the Female”. Ia menunjukkan bahwa perilaku dan sikap sexual bervariasi sesuai dengan umur, sex, kelas sosial, tingkat pendidikan dan sebagainya.
            Kemudian keluarlah Masters dan Johnson (1966 dan 1970) dnegna penelitian di laboratorium mengenai proses-proses fisiologis yang terjadi sewaktu hubungan sex dan korelasi emosionalnya. Banyak fakta yang diungkapkan sehingga kita dapat meninggalkan mitos-mitos dan anggapan-anggapan keliru lain mengenai hal itu.

Sumber silahkan tinggalkan email.

Standar Pelayanan Kesehatan

STANDARISASI

Standarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting artinya sebagai salah satu alat yang efektif dan efisien guna menggerakkan kegiatan organisasi, dalam meningkatkan produktivitas dan menjamin mutu produk atau jasa, sehingga dapat meningkatkan daya saing, melindungi konsumen, tenaga kerja dan masyarakat baik keselamatan maupun kesehatannya.

Dalam peraturan pemerintah nomor 15 tahun 1991 disebutkan beberapa hal tentang standarisasi sebagai berikut:
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh instansi teknis setelah mendapat persetujuan dari Dewan Standar Nasional.
Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Standarisasi adalah proses merumuskan, merevisi, menetapkan dan menerapkan standar dilaksanakan secara tertib dan kerja sama semua pihak.
Instansi teknis adalah Departemen atau Lembaga Pemerintah yang melakukan kegiatan standarisasi.
Penerapan Standar adalah kegiatan menggunakan Standar Nasional Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh instansi teknis.
Revisi adalah kegiatan menyempurnakan standar sesuai dengan kebutuhan.
Akreditasi adalah pengakuan formal kepada unit/institusi untuk melakukan kegiatan standarisasi tertentu.
Spesifikasi adalah proses yang berkaitan dengan pemberian sertifikasi.
Sertifikasi adalah dokumen yang mengatakan bahwa suatu produk atau jasa sesuai dengan persyaratan standar atau  spesifikasi teknis tertentu.
Tanda Standar Nasional adalah tanda sertifikasi yang merupakan suatu tanda pada produk dan atau sertifikasi jasa yang menyatakan bahwa produk dan atau jasa tersebut memenuhi persyaratan standar atau spesifikasi teknisi tertentu.

TUJUAN STANDAR NASIONAL
 Standar Nasional Indonesia bertujuan:
  1. Memberikan perlindungan kepada konsumen, tenaga kerja, dan masyarakat baik dalam keselamatan maupun kesehatan.
  2. Mewujudkan jaminan mutu dengan memperhatikan sektor-sektor yang terkait.
  3. Meningkatkan daya guna, hasil guna dan produktivitas dalam mencapai mutu produk dan atau jasa yang memenuhi standar.
  4. Mewujudkan tercapainya persaingan yang sehat dalam perdagangan.
  5. Menunjang kelestarian lingkungan hidup.
 PELAKSANAAN STANDARISASI
Pelaksanaan pengendalian mutu (Quality Control) melalui pelaksanan standarisasi tersebut dalam tiap-tiap bagian rumah sakit dan organisasi pelayanan kesehatan lainnya diperlukan untuk meningkatkan mutu produk dan jasa pelayanan guna memenuhi kebutuhan kepuasan pelanggan internal dan eksternal. Untuk menjamin agar mutu dan kebutuhan pelanggan telah diintegrasikan ke dalam produk dan atau pelayana, beberapa jenis standar ditetapkan dan diukur.
Oleh karena itu standar adalah esensi yang mendasar dalam pengendalian mutu dan sangat dihargai dalam dunia industri produk atau jasa pelayanan.
Standarisasi dilaksanakan dengan membuat berbagai macam standar dengan cara yang sistematik dan menggunakan standar secara efektif. 
Dapat berupa peraturan dan ketetapan tertulis, flow chart, produser tertulis, format untuk mencatat proses, hasil dan sebagainya.


Membutuhkan sumbernya silahkan tinggalkan email Anda.