Pengantar
Kalau kita mendengar kata “sex” biasanya teringat akan
kelamin, jenis kelamin atau hubungan sex. Sexualitas
artinya lebih luas, yaitu bagaiman seorang laki-laki atau perempuan
berperilaku sebagai laki-laki atau perempuan. Termasuk juga bagaimana mereka
berelasi dengan satu sama lain dan bagaimana mereka saling memegang tangan,
merangkul, laki-laki membuka pintu buat perempuan dan mendahulukannya.
Sexualitas juga adalah bagaimana perempuan memandang pada laki-laki, memegang
pundaknya dan menyandarkan kepala padanya, bagaiman mereka berdua saling
mengungkapkan perasaan-perasaan, sampai denga hubungan sexual relasi suami
istri di luar kamar tidur memengaruhi relasi mereka di dalam kamar.
Semua orang mempunyai sexualitas, baik yang sudah menikah
maupun yang belum. Dalam hal ini, sexualitas dalam arti kata yang luas, bukan
hubungan sex saja, tetapi bagaimana kita laki-laki atau perempuan berperikalu
terhadap orang dengan jenis kelamin lain. Bagaiaman diungkapkannya tergantung
pada gaya kepribadian orang dan perilaku sexualnya yang dipengaruhi adat
istiadat dan kebudayaan serta umur dan kedudukan. Kita harus tahu mengenai hal
ini dalam pelayanan kesehatan agar pasien tidak merasa dipermalukan atau kita
sendiri merasa terhambat dan kaku bila pembicaraan timbul mengenai hal sex. Alfred
Kinsey (1948) yang pertama mengorek kebiasan-kebiasan sexual dalam masyarakat
di USA melalui wawancara dengan 18.000 orang Amerika. Hasilnya ditulisdalam
sebuah buku yang menghebohkan (pada waktu itu mengenai hal sex di Amerika masih
banyak yang belum diketahui). Mata orang terbuka tentang hal sex di masyarakat,
tetapi ada kritik juga yang dilemparkan kepada Kinsey, bahwa pendekatannya
terlalu biologis, yang nyata pada judul bukunya: ”Sexual Behavior of the Human Male”
dan buku kedua: ”Sexual Behavior of the Female”. Ia menunjukkan bahwa perilaku
dan sikap sexual bervariasi sesuai dengan umur, sex, kelas sosial, tingkat
pendidikan dan sebagainya.
Kemudian keluarlah Masters dan Johnson (1966 dan 1970)
dnegna penelitian di laboratorium mengenai proses-proses fisiologis yang
terjadi sewaktu hubungan sex dan korelasi emosionalnya. Banyak fakta yang
diungkapkan sehingga kita dapat meninggalkan mitos-mitos dan anggapan-anggapan
keliru lain mengenai hal itu.
Sumber silahkan tinggalkan email.
No comments:
Post a Comment