ILMU DALAM ISLAM
Didalam Islam ilmu mempunyai
tempat yang lebih dibandingkan dengan agama-agama lain. Disebabkan karena
konsep tentang ilmu di dalam Islam yang dianggap suci. Dalam pandangan Mulla
Shadra alam semesta adalah manifestasi Allah SWT. Manifestasi Allah memiliki
begitu banyak sifat dan sifat-sifat mana yang sesuai dengan Allah pada alam
ini. Salah satu manifestasi Allah SWT di alam ini adalah ilmu yang
diperuntukkan hanya untuk manusia.
Oleh karena itu kemuliaan manusia
adalah memiliki ilmu karena ilmu merupakan manifestasi, secara prinsip ilmu
dikonsepsi dari wujud Allah SWT. Jadi didalam ilmu ada manifestasi Allah pada
saat manusia bodoh dia tidak memiliki salah satu sifat Allah SWT.
Manifestasi Tuhan ada pada ilmu
untuk bagaimana ilmu itu bisa membuat masyarakat dan peradaban sesuai dengan
ilmu. Dalam Islam ilmu tidak bertentang satu sama lainnya malah ilmu dan agama
saling melengkapi .
Seperti dalam pandangan Ayatullah
Sayyid Murtadha Muthahhari memberikan konsep tentang ilmu dimana Muthahhari
membaginya dalam tiga bagian pertama ilmu tidak dibatasi oleh jenis kelamin
tertentu tidak hanya dibatasi pada laki-laki saja yang bisa mencari ilmu tapi
perempuan juga wajib untuk mencari ilmu tidak ada batas dalam jenis kelamin
sehingga ilmu tidak memiliki jenis kelamin, kedua ilmu tidak terbatas pada
ruang dan waktu, dan ketiga ilmu tidak mempunyai batasan dalam konteks apapun
mulai dari siapa yang menyampaikannya dari mana dan oleh siapa dia tidak
terbatas oleh agama apapun dari orang musrik, kafir dan lain-lain selama ilmu
itu bisa bermanfaat untuk diri dan membawa manfaat buat masyarakat.
Ada satu hal yang penting buat
kita para pencari ilmu, kita tau bahwa definisi ilmu dalam pandangan dunia
jaman sekarang adalah ilmu yang berhubungan dengan melalui proses ilmiah proses
pencarian ilmu dalam ilmiah pada tempatnya penting tapi kita tidak bisa menutup
ada cara lain buat kita yang tidak bisa dikesampingkan yaitu dengan cara moral,
penyucian diri dan etika ini ada pada hati. Untuk mendapatkan ilmu secara
ilmiah/akademis harus disesuaikan dengan hati, karena hati yang menentukan
bagaiman ilmu itu bermanfaat untuk diri sendiri dan untuk masyarakat. Ketika ilmu
tidak dibaringi dengan ilmu hati maka hancurlah sudah ketidak akan mampu untuk
melawan hawa nafsu yang menguasai kita, karena cuma ilmu yang bisa mengontrol hawa
nafsu dibawa pada hal-hal yang baik.
Para pemimpin Indonesia harusnya
memiliki ilmu hati (moral, menyucian diri dan etika) yang baik untuk bisa
menjaga mereka sehingga tidak melakukan korupsi seperti yang terjadi sekarang
ini di Indonesia.
No comments:
Post a Comment