Pandangan Imam Ali Khamenei Tentang Demokrasi
Agama
|
23/07/2008
|
Ringkasan
Dewasa ini demokrasi agama yang kita kemukakan di dalam negeri adalah
sebuah ungkapan baru, bukan hanya karena kita menawarkan satu cabang dari
demokrasi agama saja. Bukan. Saya benar-benar memiliki kritik serius terhadap
demokrasi yang ada di dunia, karena pemiliahn umum dan alternatif pilihannya
terpengaruh oleh faktor-faktor kampanye yang didominasi oleh para kapitalis.
Fondasi demokrasi agama berbeda dengan demokrasi ala Barat. Demokrasi
agama - yang kita pilih dan berasaskan pada hak dan kewajiban ilahi atas
seluruh umat manusia - bukan sekedar sebuah kontrak saja. Setiap manusia
memiliki hak memilih dan menentukan. Demokrasi yang sesungguhnya adalah
demokrasi agama yang didukung dengan iman dan tanggung jawab keagamaan.
Dalam budaya Islam, manusia paling unggul adalah yang paling bermanfaat
bagi masyarakat. Tidak seperti jenis demokrasi yang menipu masyarakat,
demokrasi agama merupakan sebuah sistem melayani dengan tulus dan berdasarkan
pada prinsip menjalankan tugas disertai dengan kesucian dan kebenaran.
Bahwa sebuah pemerintahan Islam - pemerintahan yang berada di bawah
naungan panji tauhid dan agama - mampu menjelaskan konsep demokrasi dengan
transparan dan dengan bahasa yang jelas kepada masyarakat dunia, merupakan
kebalikan dari propaganda imperialis dunia liberal demokrasi. Mereka ingin
menyatakan bahwa demokrasi hanya milik mereka. Mereka tidak dapat menyaksikan
berdirinya sebuah pemerintahan agama dan Islami, dengan bersandarkan pada
nilai-nilai tinggi keimanannya mampu mewujudkan demorasi. Kita tidak
mengambil contoh dari rezim-rezim Timur maupun Barat. Model yang kita ambil
berasal dari Islam, dan masyarakat kita berdasarkan pengetahuan mereka
terhadap Islam, memilih pemerintahan Islami.
Referensi : http://indonesian.khamenei.ir
|
No comments:
Post a Comment